Meida Sitanggang

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA MURID

PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA MURID

Ki Hajar Dewantara merupakan Bapak pendidikan Nasional karena filosofi-filosofinya tentang pendidikan. Tiga Filosofi pendidikan yang sangat populer dan bahkan menjadi semboyan pendidikan Indossia adalah:

Ing Ngarso Sung Tulodho. Yang artinya di depan menjadi teladan, di depan artinya adalah seorang pimpinan. Dengan kata lain seorang pimpinan harus mampu menjadi teladan. Ing Madyo Mangun Karso. Artinya ditengah-tengah kesibukan harus mampu membangkitkan dan memberi semangat Tut Wuri Handayani artinya seseorang harus mampu memberikan dorongan baik moral maupun semangat dari belakang. Selain ke tiga semboyan pendidikan tersebut Ki Hajar Dewantara juga memiliki filosofi bahwa pendidikan harus berpihak kepada murid. Bagaimana yang disebut dengan pendidikan berpihak kepada murid? Pendidikan harus berpusat kepada murid itu sendiri. Dengan kata lain dalam proses pembelajaran murid lebih banyak aktif, bekerja dan bergerak. Murid bukanlah sebuah objek yang hanya menerima dan menerima saja, tetapi murid merupakan sebuah subjek yang bergerak aktif. Guru berfungsi sebagai fasilitator. Guru dapat memberikan sumber-sumber belajar yang relevan. Guru dapat mengarahkan murid untuk melakukan hal-hal dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru dapat menggali potensi murid dan mendorong sehingga setiap potensi murid dapat berkembang dengan baik. Guru bertugas untuk mengarahkan dan membimbing sehingga murid paham apa yang dapat dilakukan untuk pengembangan dirinya. Dengan pendidikan yang berpusat kepada murid maka murid akan menjadi sosok yang memiliki kemandirian. Siswa mampu mencari dan menemukan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Murid mampu memilih bagaimana harus mengembangkan pembelajaran tesebut. Murid mampu memilih bagaimana merepresentasikan hasil pembelajarannya sesuai dengan ide kreatifitasnya masing-masing. Murid akan mampu bekerja sama dan bergotong royong. Ketika murid mengalami kendala dalam memecahkan masalah maka murid bisa saling bekerja sama dalam menyelesaikannya. Diskusi dengan sesama murid akan lebih menyenangkan karena mereka bebas memberikan pendapat tanpa merasa takut dan segan. Dengan belajar berkelompok maka murid akan saling berbagi pengetahuan, sehingga masing-masing akan mendapat wawasan dari berbagai sumber. Sumber belajar bukan lagi hanya guru tetapi juga sesama murid. Demikian juga dalam menyelesaiakan sebuah pekerjaan seperti tugas, projek atau yang lainnya murid dapat melakukannya secara bergotong rotong. Murid akan saling berbagi tugas sehingga hasil yang didapat akan lebih beragam dan kreatif. Murid juga dapat berkembang sesuai denga potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini guru tidak lagi mengharapkan atau memaksakan semua murid harus memiliki kemampuan di bidang yang sama. Contoh seorang guru matematika menginginkan semua murid harus lulus dengan nilai menimal 75. Sementara semua murid memiliki kemampuan dan potensi masing-masing. Semua murid memiliki keunikan masing-masing sehingga guru tidak dapat memaksakan murid untuk sama. Seorang guru harus mampu membimbing murid menjadi manusia yang bertaqwa dan beriman. Dengan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan, selalu menyisipkan doa dalam pembelajaran, memberikan salam dalam setiap pertemuan dan lain sebagainya. Sorang guru juga harus menjadi teladan bagi murid. Dalam berprilaku dan berbicara. Keramahan dan kesopanan yang ditunjukkan oleh guru akan menjadi contoh bagi murid. Dengan tindakan tanpa harus berbicara maka murid akan meniru hal-hal yang dilakukan oleh guru. Guru juga harus menankan rasa nasionalisme terhadap murid. Melalui kegiatan kenegaraan seperti upacara bendera, pramuka, wawasan kebangsaan akan mampu menumbuhkembangkan rasa nasionalisme pada murid. Pembiasaan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, memperkenalkan budaya Indonesia, menggunakan karya Indonesia juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan rasa nasionalisme murid. Selain itu guru harus mampu membimbing murid untuk mengenal budayanya masing-masing. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengenal budaya adalah dengan kegiatan pentas seni. Pada waktu-waktu tertentu murid juga dapat menunjukkan budayanya masing-masing, seperti menggunakan baju adat istiadat dan lain-lain.

Dengan pendidikan yang berpihak kepada murid, maka diharapkan murid akan mampu mendapat kebahagian. Murid tidak lagi merasa takut berada di lingkungan sekolah karena tuntutan tugas maupun pekerjaan yang tidak dipahami maupun di kuasai. Murid juga dapat selamat karena memiliki potensi dan keterampilan yang kuat. Murid memiliki budi pekerti yang baik dengan beriman dan bertaqwa serta mengenal jati dirinya sendiri.

https://meidasitanggang.blogspot.com/2022/05/pendidikan-yang-berpihak-pada-murid.html

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post